KONTROL MONITORING SUHU PADA JAMUR TIRAM
Referensi :
Arifin, S. & Z.
(2022). Exact Papers in Compilation Sistem Kontrol Otomatis Suhu dan
Kelembapan. EPiC, 4(3).
Bei, T. D. I. (2014).
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. E - ISSN, Jurnal Kajian Teknik Elektro,
2014(April), 2014.
Dewi, K., Nirwana, H.,
Jurusan, D., Elektro, T., Negeri, P., Pandang, U., Jurusan, M., Elektro, T.,
Negeri, P., & Pandang, U. (2018). Sistem Monitoring Dan Kontrol Suhu
Serta Kelembaban. 2018, 191–196.
Syas, I. Y., &
Rakhmadi, F. A. (2019). Prototipe Sistem Monitoring Serta Kendali Suhu Dan
Kelembaban Ruangan Budidaya Jamur Tiram Putih Menggunakan Sensor Dht22 Dan
Mikrokontroller Nodemcu. Journal of Physics, 1(1), 7–13.
Yuniarti, Y., &
Katu, U. (2022). Implementasi Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu Dan Kelembaban
Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram. Jurnal Teknologi Elekterika, 1(1),
88. https://doi.org/10.31963/elekterika.v1i1.1217
ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan sistem kontrol suhu dan kelembaban yang telah dihasilkan pada proses pembudidayaan jamur tiram, merancang sebuah sistem telemetri suhu dan kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan yakni suhu 18 °C – 28 °C dan kelembaban 80 % - 90 %, selain proses penyiraman lantai ruang budidaya, setengah dari dinding ruang budidaya dilengkapi dengan instalasi pipa air. Dengan cara ini, suhu dan kelembaban ruang budidaya dapat tetap stabil.
1.Pendahuluan (kembali)
Budidaya jamur tiram merupakan tanaman yang mempunyai beberapa hal yang perlu dijaga kondisinya. Jamur tiram dapat tumbuh optimal sepanjang tahun di dataran antara 400m– 800m diatas permukaan laut. Sedangkan didaerah dataran rendah biasanya pertumbuhan jamur tidak begitu baik. Hal tersebut disebabkan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, cahaya, pH media tanam, dan aerasi merupakan indikator memengaruhi proses pertumbuhan jamur tiram.Maka dari itu, petani jamur tiram yang berada pada daerah dataran rendah menggunakan metode pembuatan baglog sebagai media tumbuhnya jamur yang terbuat dari campuran serbuk kayu gergajian dan berbagai limbah organik lainnya. Untuk memenuhi kondisi lingkungan jamur sesuai dengan lingkungan aslinya dibuatkan rumah jamur (kumbung) sebagai tempat pertumbuhanan jamur tiramnya dan dipantau secara manual suhu serta kelembabannya dengan cara penyiraman dalam bentuk penyemprotan atau pengkabutan menggunakan air bersih yang ditujukan pada ruang kumbung dan media tumbuh jamur.Namun kurang maksimal maka dibuatlah kontrol suhu dan kelembaban untuk menghasilkan hasil yang maksimal.Untuk suhu dan kelembaban yang baik untuk jamur tiram berkisar 18C-28C dan 80-90%
2.Tinjauan Pustaka (kembali)
Tahapan Budidaya jamur
Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghasilkan media baglog jamur yang berkwalitas.berikut ini adalah tahapan-tahapan yang harus dilakukan
Pencampuran Media dan Pengomposan
Pada tahap pencampuran media. Bahan-bahan media yang telah disiapkan diaduk hingga tercampur rata (homogen). Tujuanya agar pertumbuhan misellium dapat merata keseluruh media. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan mesin pengaduk ataupun secara manual. Media diaduk sekitar 1-2 jam sehingga diperoleh pencampuran yang merata, terutama untuk bahan-bahan yang konsentrasinya rendah seperti kapur atau tepung-tepungan.Setelah proses pencampuran selesai tahap selanjutnya adalah pengomposan (fermentasi) selama 2-5 hari. Caranya dengan menutup media yang selesai diaduk menggunakan terpal atau plastik, kemudian dilakukan pembalikan kompos setiap hari agar pengomposan merata. Proses pengomposan ini dapat membantu mengurangi kontaminasi oleh mikroba liar dan juga membantu penguraian beberapa senyawa kompleks menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap ileh miselium jamur
.Pengantongan (Logging)
Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukan media yang telah dikomposkan ke dalam plastik tahan panas (polipropilen). Ukuran plastik yang digunakan cukup beragam umumnya para petani menggunakan ukuran 2 kg atau dengan ukuran 17 cm x 35 cm. Upayakan pengisian tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu padat. Setelah diisi media, pada bagian atas baglog diberi ring bambu dan ditutup dengan kapas sebagai tempat memasukan bibit atau tempat keluarnya jamur, kemudian diikat dengan karet.
Sterilisasi
Baglog yang sudah siap kemudian di sterilisasi melalui proses pasteurissasi dengan cara dikukus. Pasteurisasi yaitu proses pemanasan dengan suhu sekitar 100 derajat cecius selama 4 jam. Pada umumnya para produsen melakukan pemanasan sekitar 8-12 jam. Jika menggunakan autoklaf/stremer bertekanan tinggi, pengukusan cukup dilakukan selama 1-2 jam. Setelah selesai baglog didinginkan selama 1 hari.
Inokulasi Bibit Jamur Tiram
Inokulasi merupakan proses penanaman bibit kedalam media tanam. Proses inokulasi sebaiknya dilakukan diruangan khusus yang bersih, steril dan terpisah dari tempat produski baglog. Jika memungkinkan ruangan dan seluruh peralatan disemprot alkohol terlebih dahulu. Selama proses ini diusahakan mulut ditutup dengan masker atau minimal tidak berbicara berlebihan untuk menghindari kontaminasi yang berasal dari uap mulut. Inokulasi dilakukan dengan memasukan bibit (F2) sebanyak 2-5 sendok makan kedalam lubang yang telah diberi cincin bambu atau bisa juga denganmenebarkannya diatas permukaan media hingga merata kemudian lubang ring bambu ditutup kembali dengan kapas
Inkubasi
Inkubasi merupakan masa pertumbuhan miselium hingga memenuhi media secara merata. Suhu yang dibutuhkan pada proses ini yaitu 22-280C. Semakin hangat (28O C) proses pertumbuhan miselium akan semakin cepat. Begitu pula sebaliknya, terlalu dingin atau terlalu panas akan menyebabkan inkubasi berlangsung lama. Oleh karena itu, suhu diruang inkubasi dijaga agar tetap stabil sehingga pertumuhan miselium optimal. Masa Inkubasi berlangung selama 30-45 hari. Untuk itu,inkubasi sebaiknya dilakuka diruangan khusus inkubasi dan terpisah dari ruangan penumbuhan
Pemeliharaan Tubuh Buah
Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen. Pada masa pemeliharaan, bagian atas baglog dibuka sebagai tempat keluarnya tubuh buah jamur. Tahapan ini memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal/berlimpah. Suhu yang diperlukan sekitar 20-26o C dengan kelembapan 80-90%. Pengaturan kelembapan dapat dilakukan dengan penyiraman menggunakan sprayer sebanyak 2-3 kali setiap hari, terutama ketika kelembapan diluar daerah (kondisi lingkungan kering dan panas). Kondisi ini biasanya terjadi pada siang hari. Selain kelembapan, kadar oksigen juga perlu diatur dengan membuka ventilasi ketika kelembapan diluar tinggi. Kelembapan perlu dikurangi sekitar 70-80% jika tubuh buah telah mencapai ukuran dewasa, Hal ini dilakukan agar tekstur tubuh buah tidak lembek yang bisa menyebabkan tidak tahan lama/cepat busuk.
Pemanenan
Ada perbedaan waktu dan teknik pemanenan yang dilakukan untuk masing-masing jenis jamur. Hal ini karena setiap jamur memiliki siklus hidup yang berbeda, ada yang pendek dan ada pula yang panjang/lama.Setelah 5-10 hari penutup baglog dibuka, tubuh buah biasanya sudah mulai tumbuh. Selang 3-4 hari setelah primordia/pinhead tubuh buah tumbuh, jamur telah siap dipanen. Pemanenan harus dilakukan hati-hati dengan cara mencabut seluruh rumpun tubuh buah jamur yang ada beserta akarnya. Akar yang tertinggal bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh buah selanjutnya tertanggu karena terjadi pembusukan media. Panen sebaikya dilakukan pada pagi atau sore hari saat jamur dalam kondisi segar.
Arduino
Arduino merupakan suatu rangkaian elektronik (electronic board) platformopen source dirangkaianya terdapat komponen utama yaitu, sebuah komponen chip mikrokontroler. Mikrokontroler ialah sebuah komponen chip atau IC (intregated circuit) yang dapat diprogam menggunakan sebuah komputer.
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC
Display / LCD LCD (Liquid Crystal Display)
Motor DC
Motor adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energy mekanis. Ditinjau dari arus yang dihasilkannya, motor listrik dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu motor arus searah (DC) dan motor arus bolak-balik (AC). Namun jenis motor yang digunakan adalah motor DC
Tahapan perancangan
listing program
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7);
#include <DHT.h>
DHT dht(A0, DHT11); //Pin, Jenis DHT
int motor1 =10;
int motor2 =11;
int powerPin = 8; // untuk pengganti VCC/5vOLT
int reval=0;
int water=A1;
int level;
int lampu =12;
void setup(){
lcd.begin(16, 2);
// jadikan pin power sebagai output
pinMode(powerPin, OUTPUT);
pinMode(lampu, OUTPUT);
pinMode(motor2,OUTPUT);
digitalWrite(powerPin, LOW);
pinMode(motor1,OUTPUT);
Serial.begin(9600);
dht.begin();
}
void loop(){
digitalWrite(powerPin, HIGH);
level=analogRead(water);
float kelembaban = dht.readHumidity();
float suhu = dht.readTemperature();
Serial.print("kelembaban: ");
Serial.print(kelembaban);
Serial.print(" ");
Serial.print("suhu: ");
Serial.println(suhu);
lcd.clear();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print("Kelembaban: ");
lcd.setCursor(11,0);
lcd.print(kelembaban);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Suhu: ");
lcd.setCursor(5,1);
lcd.print(suhu);
if ((kelembaban>80)&(suhu <18 ))
{
digitalWrite(lampu,HIGH);
}
if((suhu>28)& (kelembaban <70))
{
digitalWrite(motor1,HIGH);
}
if(level<800)
{
digitalWrite(motor2,HIGH);
}
else {
digitalWrite(motor2,LOW);
}
delay(1000);
}
4.Hasil dan Pembahasan (kembali)
Dari percobaan yang telah dilakukan jika sensor dht11 mendeteksi suhu < 18 derjat celcius dan kelembapan > 90 rh maka lampu akan hidup dan jika sensor dht11 mendeteksi suhu > 28 derjat celcius dan kelembapan < 70 maka pompa air akan hidup dan jika water level sensor mendeteksi tekanan air < 80% maka pompa air pada tangki akan hidup
5.Kesimpulan (kembali)
Pada Pengujian Sensor DHT11 menggunakan alat pelembab yaitu pompa dan alat untuk menurunkan kembapan yaitu lampu. Didapat hasil dari pengujian bisa terkendali secara otomatis dan dapat di aplikasikan untuk pembudidayaan jamur tiram.
Arifin, S. & Z. (2022). Exact Papers in Compilation Sistem Kontrol Otomatis Suhu dan Kelembapan. EPiC, 4(3).
Bei, T. D. I. (2014). Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. E - ISSN, Jurnal Kajian Teknik Elektro, 2014(April), 2014.
Dewi, K., Nirwana, H., Jurusan, D., Elektro, T., Negeri, P., Pandang, U., Jurusan, M., Elektro, T., Negeri, P., & Pandang, U. (2018). Sistem Monitoring Dan Kontrol Suhu Serta Kelembaban. 2018, 191–196.
Syas, I. Y., & Rakhmadi, F. A. (2019). Prototipe Sistem Monitoring Serta Kendali Suhu Dan Kelembaban Ruangan Budidaya Jamur Tiram Putih Menggunakan Sensor Dht22 Dan Mikrokontroller Nodemcu. Journal of Physics, 1(1), 7–13.
Yuniarti, Y., & Katu, U. (2022). Implementasi Sistem Kontrol Dan Monitoring Suhu Dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya Jamur Tiram. Jurnal Teknologi Elekterika, 1(1), 88. https://doi.org/10.31963/elekterika.v1i1.1217
Tidak ada komentar:
Posting Komentar